Tidak heran jika ada beberapa pecinta keris silaturahmi dan sinau bareng tanya jawab tentang hal ini, menyangkut tradisi leluhur yang sudah dipegang oleh kalangan ningrat. Bahkan ada beberapa yang memesan keris yang disesuaikan bio datanya untuk menjadi keris pusaka ageman juga piandelnya. Tentu dengan silaturahmi bisa menggali informasi lebih jelas jika ingin mendapatkan jodoh keris pusaka yang tepat untuk anda. Silahkan datang langsung di Omah Keris Salatiga, d/a : jln. Pagar Indah no. 08 Rt. 05 / Rw. 04 Purwosari, Bugel, Salatiga ( Google Map ketik : omah keris salatiga)
Mencari Keris Pusaka
Mencari Keris Pusaka memang di zaman sekarang ini begitu mudah, bahkan bisa bertransaksi jual beli secara online di mensos ataupun online shop. Jika sekedar mengoleksi dengan dalih nguri-uri budaya tosan aji tentu ini bukan hal yang dipersoalkan. Sebab orang mencari keris sebatas untuk koleksi, dengan hal itu bisa memilih secara jenis garapnya, dhapurnya, tangguhnya, dan sebagainya. Walau selain dari estetika tetap orang menyakini adanya yoni atau tuah dari keris tersebut, biasanya dilihat dari filosofi pamornya. Zaman modern tentu transaksi jual beli tosan aji sangat mudah didapati, orang bisa membeli dari mulai kisaran harga murah sampai mahal, tergantung kondisi keuangan masing-masing. Akan tetapi berbeda dengan pola pikir kalangan yang cerdas yang menilik gaya kalangan bangsawan atau ningrat. Lalu apa perbedaannya? Seorang yang melihat dari sejarah, tentu berpedoman sesuai tradisi leluhur yaitu menilik kejadian masa silam. Zaman dahulu tidak ada bakul keris seperti sekarang. Bahkan zaman dahulu jual beli keris tidak ada dan dianggap tahu. Orang dahulu jika memiliki keris itu dari warisan turun temurun atau memesan langsung dari empu pembuat keris. Seseorang yang sudah mapan perekonomian tentu berani memesan keris dengan seorang empu. Mengapa harus memesan keris, ternyata alasannya keris menunjukkan jati dirinya dan status sosialnya. Memesan keris dengan seorang empu, tentu butuh budget atau anggaran yang lumayan mahal. Sebab sistem pembuatan sesuai tradisi yang terwarisi secara turun temurun, keris sebelum dibuat tentu perlu adanya ritual minta petunjuk atau wisik, selain itu disesuaikan petung yang disesuaikan dengan nama pemesan, tanggal bulan tahun lahir, weton atau neptu pemesan. Setelah ditentukan jenis material logam serta bentuk garap atau dhapurnya baru mulai mempersiapkan tahap awal pembuatan. Dengan proses yang panjang baik penempaan, tirakatan, dan sebagainya, hingga keris pesanan tersebut jadi. Untuk prosesi tetsebut bisa hitungan bulan atau tahun tergantung tingkat kesulitan dan tuah yang diinginkan. Tak heran jika orang terdahulu memiliki keris pusaka menjadi nilai kebanggaan yang kelak diwariskan oleh anak cucunya. Jadi tak heran jika dikalangan ningrat atau trah raja memiliki keris yang dibuat berdasarkan atas namanya sesuai pesanannya. Berangkat dari itu seseorang yang pengen memiliki keris pusaka selain dari warisan leluhur tentu ingin memiliki keris yang dibuat sesuai dengan atas namanya, sehingga memesan kepada seorang empu yang dipercaya. Memang bukan hal yang murah dan dibutuhkan anggaran yang besar tetapi jika itu terwujud tentu menjadi nilai kebanggaan yang tidak ternilai harganya, dan kelak namanya juga dikenang oleh anak turunnya.