Fungsi dan Filosofi Primbon Tosan Aji
Primbon Tosan Aji mengandung ajaran mengenai cara membuat keris yang sesuai dengan tujuan spiritual dan duniawi pemakainya. Ajaran ini mencakup:
1. Perhitungan Weton (Hari Kelahiran): Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, primbon ini mengajarkan bahwa kecocokan antara seseorang dengan jenis dapur keris dapat dihitung berdasarkan weton (hari kelahiran) dan pasaran. Perhitungan ini akan menentukan energi yang akan dihasilkan oleh keris yang dibuat untuk individu tersebut. Setiap hari kelahiran memiliki energi tertentu yang berhubungan dengan karakteristik, kekuatan, dan potensi spiritual seseorang.
2. Pemilihan Dapur Keris: Dalam primbon ini, juga diajarkan tentang berbagai dapur keris yang cocok untuk berbagai karakter dan kebutuhan. Dapur keris seperti Sengkelat, Panimbal, Singa Barong, Keris Tilamsari, dan lain-lain, masing-masing memiliki energi yang berbeda dan dihubungkan dengan nilai-nilai spiritual dan kekuatan tertentu. Primbon mengatur kecocokan dapur keris dengan sifat pribadi pemakai, sehingga keris dapat memberikan manfaat optimal, baik untuk perlindungan, peningkatan spiritualitas, maupun pengasihan dan keberuntungan.
3. Pengaruh Energi Alam: Primbon Tosan Aji juga mengajarkan bahwa pembuatan keris harus memperhitungkan energi alam seperti unsur tanah, air, api, dan udara yang berhubungan dengan alam semesta. Keris tidak hanya dibuat dengan bahan fisik (besi, logam, dan lainnya), tetapi juga diimbangi dengan energi spiritual yang bersumber dari alam semesta dan kekuatan gaib yang dapat memengaruhi pemakainya.
4. Ritual dan Penguatan Energi: Dalam primbon ini, selain pengetahuan tentang pembuatan keris, juga terdapat petunjuk tentang ritual-ritual spiritual yang perlu dilakukan untuk memberkati keris setelah selesai dibuat. Ritual ini penting untuk mengaktifkan kekuatan gaib dalam keris dan menghubungkan keris dengan energi spiritual yang bermanfaat bagi pemakainya.
Pentingnya Primbon Tosan Aji dalam Warisan Budaya
Primbon Tosan Aji bukan hanya sekadar kitab atau pedoman teknis, tetapi juga menjadi warisan budaya yang sangat penting untuk dipertahankan. Pengetahuan ini mengandung nilai-nilai spiritual, filosofi hidup, dan hubungan antara manusia dengan alam semesta yang sangat mendalam. Oleh karena itu, Eyang Guru Raden Tjakra Djajaningrat mengumpulkan dan menyusun primbon ini untuk memastikan agar pengetahuan tersebut tidak hilang atau punah.
Dengan adanya Omah Keris Salatiga yang menayangkan dan melestarikan primbon tosan aji, pengetahuan ini dapat menjadi kaweruh (ilmu pengetahuan) yang terus berkembang dan diteruskan kepada generasi sekarang dan yang akan datang. Omah Keris Salatiga berperan sebagai pusat pembelajaran dan tempat pengkajian untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya tosan aji dalam kehidupan spiritual dan budaya Jawa.
Filosofi di Balik Warisan Primbon Tosan Aji
Filosofi yang terkandung dalam primbon tosan aji mengajarkan tentang hubungan yang harmonis antara manusia, alam semesta, dan kehidupan spiritual. Setiap keris bukan hanya sekadar senjata atau benda seni, tetapi juga memiliki energi dan maksud tertentu yang dirancang sesuai dengan tujuan hidup seseorang. Oleh karena itu, pengetahuan dalam primbon ini mengajak pemakainya untuk tidak hanya menggunakan keris sebagai alat perlindungan atau simbol status, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas spiritualitas dan keharmonisan dengan alam semesta.
Melestarikan Pengetahuan untuk Generasi Mendatang
Pengetahuan dalam primbon tosan aji yang dihimpun oleh Eyang Guru Raden Tjakra Djajaningrat adalah warisan yang sangat berharga, namun dalam perkembangannya, banyak yang mulai tergerus oleh waktu dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan pengetahuan ini sangat penting agar dapat tetap hidup dan diteruskan kepada generasi mendatang.
Melalui Omah Keris Salatiga, ilmu ini bisa dipertahankan dan diajarkan kepada generasi yang lebih muda. Dengan cara ini, tidak hanya keris sebagai warisan budaya yang dijaga, tetapi juga nilai-nilai spiritual dan filosofi yang terkandung di dalamnya tetap relevan dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat modern.
Primbon Tosan Aji yang dihimpun oleh Eyang Guru Raden Tjakra Djajaningrat adalah panduan penting bagi para empu dalam pembuatan keris pusaka yang tidak hanya dilihat dari sisi teknis, tetapi juga dari sisi spiritual dan filosofi. Pengetahuan ini, yang mengajarkan tentang kecocokan antara weton seseorang dengan dapur keris, serta tentang energi alam semesta, sangat penting untuk dipertahankan dan diteruskan. Melalui upaya pelestarian yang dilakukan oleh Omah Keris Salatiga, diharapkan pengetahuan ini tetap hidup dan menjadi kaweruh yang berguna bagi generasi sekarang dan yang akan datang, sehingga keris pusaka tetap menjadi bagian integral dari warisan budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa.
Untuk pemesanan keris tanjeg, monggo silahkan silaturahmi di Omah Keris Salatiga
d/a : jln. Pagar Indah no. 08 Rt. 05 / Rw. 04 Purwosari, Bugel, Salatiga ( Google Map ketik : omah keris salatiga)
kontak telp/WA : 082135135007