Mengapa Orang Lebih Memilih Memesan Keris kepada Empu

Mengapa Orang Lebih Memilih Memesan Keris kepada Empu, Daripada Membeli Keris Kamardikan yang Ready?

Di balik sebilah keris, terdapat lebih dari sekadar logam yang dibentuk. Keris adalah doa yang dibendakan.
Ia bukan sekadar pusaka, tetapi cermin jiwa pemiliknya, sarana spiritual, dan penghubung antara dunia lahir dan batin.

Lalu, mengapa banyak orang lebih memilih memesan keris langsung kepada Empu daripada membeli keris kamardikan yang sudah jadi (ready stock)?
Jawabannya terletak pada filsafat, sejarah, dan nilai spiritual yang terkandung dalam proses penciptaan keris itu sendiri.

1. Keris yang Dibuat Berdasarkan Data Pribadi: Menyatu dengan Jiwa Pemiliknya

Seorang Empu sejati tidak sembarangan membuat keris.
Sebelum menempa, seorang empu akan melakukan tirakat, laku batin, dan membaca weton serta aura dari calon pemilik keris.
Data seperti nama lengkap, hari kelahiran, tujuan hidup, pekerjaan, hingga masalah batin semua menjadi bahan pertimbangan dalam proses pembuatan.

Setiap lipatan besi, setiap tetesan keringat saat menempanya, disertai doa khusus dan niat spiritual yang tertuju kepada si pemesan.
Hasilnya bukan sekadar benda tajam, tapi sebuah pusaka yang hidup – yang kelak menjadi penjaga, pembimbing, dan penguat jiwa pemiliknya.

2. Keris Ready Hanya Menyimpan Nilai Estetika, Bukan Energi Pribadi

Keris kamardikan yang ready biasanya dibuat tanpa tujuan khusus. Ia indah, mungkin dibuat oleh tangan pandai besi yang terampil, tapi tidak "diisi" dengan niat dan doa khusus.
Keris seperti ini lebih cocok untuk kolektor, bukan pencari spiritual sejati.

Secara gaib, keris ready tidak memiliki “roh” atau “energi pribadi” yang menyatu dengan pemiliknya. Ia seperti baju yang tidak dijahit sesuai ukuran, bisa dipakai, tapi tidak pernah benar-benar nyaman di hati dan batin.

3. Nilai Sejarah Keris: Proses Adalah Segalanya

Dalam sejarah Nusantara, keris tidak pernah dibuat massal.
Raja-raja, bangsawan, dan pendekar zaman dulu selalu memesan keris langsung kepada Empu, karena mereka paham bahwa keris adalah gambaran takdir, doa, dan jalan hidup.

Bahkan dalam beberapa kerajaan, keris dianggap sebagai "roh kedua" dari pemiliknya.
Tidak heran jika banyak keris pusaka kuno yang masih "hidup" hingga sekarang, karena dibuat dengan tirakat dan ilmu sejati, bukan sekadar keterampilan tangan.

4. Filosofi Keris: Doa yang Menjelma Benda

Orang Jawa bilang, "keris itu dudu mung wesi, nanging wedhar saka niyat lan panggawe kang suci."
(Keris itu bukan hanya logam, tapi penjelmaan dari niat dan perbuatan yang suci.)

Saat kita memesan keris kepada Empu, kita sebenarnya sedang meminta doa yang diwujudkan dalam bentuk pusaka.
Doa itu akan tinggal dalam keris, menjadi bagian dari hidup kita, menjadi kekuatan batin yang mendampingi dalam sunyi maupun ramai.

5. Keris Pesanan Adalah Warisan Jiwa

Sebilah keris yang dibuat berdasarkan nama dan niat seseorang, akan menjadi bagian dari dirinya, bahkan bisa diwariskan ke anak cucu sebagai penyambung energi leluhur.
Ini bukan hanya soal benda. Ini soal identitas spiritual yang akan tetap hidup selama dirawat dengan laku dan rasa.


Kesimpulannya:

Membeli keris ready bisa untuk koleksi. Tapi jika Anda sedang mencari penuntun hidup, pelindung gaib, atau pusaka pribadi yang menyatu dengan jiwa Anda, maka memesan kepada Empu adalah jalan sejati.
Karena hanya Empu yang bisa menjadikan keris sebagai doa yang hidup, bukan sekadar logam berukir.


🌿 Tertarik untuk Memesan Keris Pusaka Pribadi?

Omah Keris Salatiga bersama dengan Empu Tanjeg, siap membantu Anda menemukan atau membuat keris yang benar-benar “Milik Anda.”

📞 Konsultasi dan info pemesanan:
WA: 082-135-135-007
📍 Kunjungi langsung ke Omah Keris Salatiga – hanya untuk pencari sejati, bukan sekadar pembeli biasa.

Primbon Tosan Aji

Primbon Tosan Aji adalah kitab atau pedoman yang berisi berbagai pengetahuan dan ilmu yang berkaitan dengan pembuatan keris pusaka, yang diwariskan oleh para empu (pembuat keris) dari generasi ke generasi. Tosan Aji sendiri mengacu pada seni dan ilmu pembuatan pusaka baik jenis keris, tombak, pedang dan lain sebagainya, yang tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga aspek spiritual yang sangat mendalam. Salah satu pengumpul kaweruh kuno dan penyusun primbon ini adalah Eyang Guru Raden Tjakra Djajaningrat, seorang guru spiritual kejawen dan sekaligus empu yang sangat dihormati dalam tradisi tosan aji.

Fungsi dan Filosofi Primbon Tosan Aji

Primbon Tosan Aji mengandung ajaran mengenai cara membuat keris yang sesuai dengan tujuan spiritual dan duniawi pemakainya. Ajaran ini mencakup:

1. Perhitungan Weton (Hari Kelahiran): Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, primbon ini mengajarkan bahwa kecocokan antara seseorang dengan jenis dapur keris dapat dihitung berdasarkan weton (hari kelahiran) dan pasaran. Perhitungan ini akan menentukan energi yang akan dihasilkan oleh keris yang dibuat untuk individu tersebut. Setiap hari kelahiran memiliki energi tertentu yang berhubungan dengan karakteristik, kekuatan, dan potensi spiritual seseorang.

2. Pemilihan Dapur Keris: Dalam primbon ini, juga diajarkan tentang berbagai dapur keris yang cocok untuk berbagai karakter dan kebutuhan. Dapur keris seperti Sengkelat, Panimbal, Singa Barong, Keris Tilamsari, dan lain-lain, masing-masing memiliki energi yang berbeda dan dihubungkan dengan nilai-nilai spiritual dan kekuatan tertentu. Primbon mengatur kecocokan dapur keris dengan sifat pribadi pemakai, sehingga keris dapat memberikan manfaat optimal, baik untuk perlindungan, peningkatan spiritualitas, maupun pengasihan dan keberuntungan.

3. Pengaruh Energi Alam: Primbon Tosan Aji juga mengajarkan bahwa pembuatan keris harus memperhitungkan energi alam seperti unsur tanah, air, api, dan udara yang berhubungan dengan alam semesta. Keris tidak hanya dibuat dengan bahan fisik (besi, logam, dan lainnya), tetapi juga diimbangi dengan energi spiritual yang bersumber dari alam semesta dan kekuatan gaib yang dapat memengaruhi pemakainya.

4. Ritual dan Penguatan Energi: Dalam primbon ini, selain pengetahuan tentang pembuatan keris, juga terdapat petunjuk tentang ritual-ritual spiritual yang perlu dilakukan untuk memberkati keris setelah selesai dibuat. Ritual ini penting untuk mengaktifkan kekuatan gaib dalam keris dan menghubungkan keris dengan energi spiritual yang bermanfaat bagi pemakainya.

Pentingnya Primbon Tosan Aji dalam Warisan Budaya

Primbon Tosan Aji bukan hanya sekadar kitab atau pedoman teknis, tetapi juga menjadi warisan budaya yang sangat penting untuk dipertahankan. Pengetahuan ini mengandung nilai-nilai spiritual, filosofi hidup, dan hubungan antara manusia dengan alam semesta yang sangat mendalam. Oleh karena itu, Eyang Guru Raden Tjakra Djajaningrat mengumpulkan dan menyusun primbon ini untuk memastikan agar pengetahuan tersebut tidak hilang atau punah.

Dengan adanya Omah Keris Salatiga yang menayangkan dan melestarikan primbon tosan aji, pengetahuan ini dapat menjadi kaweruh (ilmu pengetahuan) yang terus berkembang dan diteruskan kepada generasi sekarang dan yang akan datang. Omah Keris Salatiga berperan sebagai pusat pembelajaran dan tempat pengkajian untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya tosan aji dalam kehidupan spiritual dan budaya Jawa.

Filosofi di Balik Warisan Primbon Tosan Aji

Filosofi yang terkandung dalam primbon tosan aji mengajarkan tentang hubungan yang harmonis antara manusia, alam semesta, dan kehidupan spiritual. Setiap keris bukan hanya sekadar senjata atau benda seni, tetapi juga memiliki energi dan maksud tertentu yang dirancang sesuai dengan tujuan hidup seseorang. Oleh karena itu, pengetahuan dalam primbon ini mengajak pemakainya untuk tidak hanya menggunakan keris sebagai alat perlindungan atau simbol status, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas spiritualitas dan keharmonisan dengan alam semesta.

Melestarikan Pengetahuan untuk Generasi Mendatang

Pengetahuan dalam primbon tosan aji yang dihimpun oleh Eyang Guru Raden Tjakra Djajaningrat adalah warisan yang sangat berharga, namun dalam perkembangannya, banyak yang mulai tergerus oleh waktu dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan pengetahuan ini sangat penting agar dapat tetap hidup dan diteruskan kepada generasi mendatang.

Melalui Omah Keris Salatiga, ilmu ini bisa dipertahankan dan diajarkan kepada generasi yang lebih muda. Dengan cara ini, tidak hanya keris sebagai warisan budaya yang dijaga, tetapi juga nilai-nilai spiritual dan filosofi yang terkandung di dalamnya tetap relevan dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat modern.

Primbon Tosan Aji yang dihimpun oleh Eyang Guru Raden Tjakra Djajaningrat adalah panduan penting bagi para empu dalam pembuatan keris pusaka yang tidak hanya dilihat dari sisi teknis, tetapi juga dari sisi spiritual dan filosofi. Pengetahuan ini, yang mengajarkan tentang kecocokan antara weton seseorang dengan dapur keris, serta tentang energi alam semesta, sangat penting untuk dipertahankan dan diteruskan. Melalui upaya pelestarian yang dilakukan oleh Omah Keris Salatiga, diharapkan pengetahuan ini tetap hidup dan menjadi kaweruh yang berguna bagi generasi sekarang dan yang akan datang, sehingga keris pusaka tetap menjadi bagian integral dari warisan budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa.
Untuk pemesanan keris tanjeg, monggo silahkan silaturahmi di Omah Keris Salatiga
d/a : jln. Pagar Indah no. 08 Rt. 05 / Rw. 04 Purwosari, Bugel, Salatiga ( Google Map ketik : omah keris salatiga)
kontak telp/WA : 082135135007

Empu Keris Tanjeg Salatiga

Dalam tosan aji tentunya tidak lepas dari seni tempa mengolah dan melipat logam yang dikenal Metalurgi. Metalurgi yaitu ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimia dari berbagai jenis logam dengan cara mengolah dan memadukan logam tersebut untuk dijadikan suatu benda karya seni dari hasil tempa sehingga memiliki karakteristik. Hasil dari karya seni tempa tersebut sehingga memiliki nilai inilah yang disebut tosan aji. Sudah menjadi tradisi dari zaman ke zaman, untuk memiliki keris pusaka sebagai ageman, maka seseorang memesan pada seorang empu untuk dibuatkan sebilah pusaka. Jika sekedar keris yang dinilai secara estetika banyak empu atau pengrajin yang mumpuni bisa membuat sebilah keris dalam waktu yang relatif singkat. Namun berbeda dengan empu tanjeg membuat sebilah keris bisa memakan waktu hitungan bulan atau tahun sebab sistem tradisi kuno masih dipegangnya. Yakni membuat pesanan berdasarkan perhitungan hari (petung) sesuai data pemesannya. Jadi pengerjaan hanya disesuai hari baik pemesannya, diluar itu tidak misal hari naas/apes sesuai wetonnya, dengan petung keris dibuat sebab keris merupakan doa yang dibendakan, tujuan agar keris memiliki nilai lain diluar estetika yaitu esoteri dan filosofi yang terkandung dalam karya si empu. Empu tanjeg sudah mulai langka bahkan sangat jarang diekspos atau dipublikasikan. Tentu untuk memesan keris dengan empu tanjeg dibutuhkan komunikasi atau konsultasi terlebih dahulu untuk mendapat kesempatan terkait keris sesuai petung untuk menentukan jenis garapnya. Keris tanjeg mengapa lebih mahal sebab ada unsur batu meteor yang menjadi salah satu bahan utama. Tentu alasan tersebut menjadi hal yang wajar sebab tidak ada batu meteor yang murah. Empu tanjeg memasukkan unsur meteorit dalam karyanya sebab penyatuan unsur bopo angkoso (unsur langit) ibu bumi (unsur dari bumi), sehingga keris tersebut memiliki katiyasan tertentu sesuai dengan tujuan pemesannya. Seiring dengan perkembangan zaman empu tanjeg makin sinengker sebab metode tradisi kuno dengan cara tradisional masih dikerjakan untuk menjaga nilai kualitas karya seorang empu pembuat keris pusaka. 
Untuk pemesanan keris tanjeg, monggo silahkan silaturahmi di Omah Keris Salatiga
d/a : jln. Pagar Indah no. 08 Rt. 05 / Rw. 04 Purwosari, Bugel, Salatiga ( Google Map ketik : omah keris salatiga)
kontak telp/WA : 082135135007


Menjaga Privasi Peminat Tosan Aji Itu Yang Utama

Mengenai penggemar keris atau tosan aji tidak dipungkiri selalu mencari tempat atau layanan yang menjaga privasi. Mengapa dan bagaimana? Memang benar keris merupakan produk warisan budaya dunia, namun pada kenyataannya masih banyak orang melihat keris cenderung pada nilai yang terlalu di sakralkan bahkan cenderung menilai secara mistis dan dikaitkan dengan hal yang tidak wajar. Sehingga orang terkadang merasa butuh suatu privasi atau hal yang dirahasiakan (sinengker). Itu semua untuk menjaga tudingan miring orang-orang yang kurang memahami tentang keris secara mendalam baik secara eksoterik maupun esoterik apa itu keris pusaka. Privasi sangat dibutuhkan apalagi seorang pejabat atau orang yang memang tidak mau segala sesuatu soal pribadinya menjadi konsumsi publik. Omah Keris Salatiga berdiri jika menggunakan nama tersebut seakan barusan hadir beberapa tahun. Namun sebenarnya semua yang tergabung para tokohnya sudah menggeluti dunia tosan aji sejak tahun 90an, tak heran memiliki pengalaman dan jam terbang di dunia perkerisan tanah air. Bahkan sudah banyak tokoh yang silaturahmi baik itu tukar kaweruh, sampai transaksi pemaharan tosan aji. Hal tersebut sudah berjalan puluhan tahun, namun sengaja tidak dipublikasikan sebab untuk menjaga privasi. Yang silaturahmi ada yang mewarangi pusakanya dengan tradisi warisan leluhur yakni warangan alami yang tidak menggunakan kadar racun arsenikum atau unsur kimia. Ada yang melakukan pemesan untuk mencarikan keris sepuh tertentu (sebagai kir master), ada yang melakukan pemesanan untuk dibuatkan keris tanjeg, ada yang restorasi dan servis keris atau warangka. Dan semua terkait tosan aji. Tentu ini semua tetap menjaga privasi untuk kenyamanan klien kami. Bahkan secara layanan online kami buka, namun untuk menjaga etika terkait budaya, kami tetap melayani secara offline untuk menjalin silaturahmi dan rasa seduluran satu hobi di dunia tosan aji. Dengan layanan profesional dengan alamat yang jelas, terverifikasi dengan google, tentu itu menjadi pilihan menjalin kepercayaan pelanggan. Sebab tidak dipungkiri banyak yang hanya sekedar jualan online namun tidak melayani offline, tentu kekhawatiran orang kadang terjadi. Monggo silahkan silaturahmi sambil ngopi syahdu di Omah Keris Salatiga, privasi anda tetap terjaga, kontak untuk penjadwalan kehadiran. 
Omah Keris Salatiga, d/a : jln. Pagar Indah no. 08 Rt. 05 / Rw. 04 Purwosari, Bugel, Salatiga ( Google Map ketik : omah keris salatiga)
kontak telp/WA ; 082135135007

Mencari Keris Pusaka

Mencari Keris Pusaka memang di zaman sekarang ini begitu mudah, bahkan bisa bertransaksi jual beli secara online di mensos ataupun online shop. Jika sekedar mengoleksi dengan dalih nguri-uri budaya tosan aji tentu ini bukan hal yang dipersoalkan. Sebab orang mencari keris sebatas untuk koleksi, dengan hal itu bisa memilih secara jenis garapnya, dhapurnya, tangguhnya, dan sebagainya. Walau selain dari estetika tetap orang menyakini adanya yoni atau tuah dari keris tersebut, biasanya dilihat dari filosofi pamornya. Zaman modern tentu transaksi jual beli tosan aji sangat mudah didapati, orang bisa membeli dari mulai kisaran harga murah sampai mahal, tergantung kondisi keuangan masing-masing. Akan tetapi berbeda dengan pola pikir kalangan yang cerdas yang menilik gaya kalangan bangsawan atau ningrat. Lalu apa perbedaannya? Seorang yang melihat dari sejarah, tentu berpedoman sesuai tradisi leluhur yaitu menilik kejadian masa silam. Zaman dahulu tidak ada bakul keris seperti sekarang. Bahkan zaman dahulu jual beli keris tidak ada dan dianggap tahu. Orang dahulu jika memiliki keris itu dari warisan turun temurun atau memesan langsung dari empu pembuat keris. Seseorang yang sudah mapan perekonomian tentu berani memesan keris dengan seorang empu. Mengapa harus memesan keris, ternyata alasannya keris menunjukkan jati dirinya dan status sosialnya. Memesan keris dengan seorang empu, tentu butuh budget atau anggaran yang lumayan mahal. Sebab  sistem pembuatan sesuai tradisi yang terwarisi secara turun temurun, keris sebelum dibuat tentu perlu adanya ritual minta petunjuk atau wisik, selain itu disesuaikan petung yang disesuaikan dengan nama pemesan, tanggal bulan tahun lahir, weton atau neptu pemesan. Setelah ditentukan jenis material logam serta bentuk garap atau dhapurnya baru mulai mempersiapkan tahap awal pembuatan. Dengan proses yang panjang baik penempaan, tirakatan, dan sebagainya, hingga keris pesanan tersebut jadi. Untuk prosesi tetsebut bisa hitungan bulan atau tahun tergantung tingkat kesulitan dan tuah yang diinginkan. Tak heran jika orang terdahulu memiliki keris pusaka menjadi nilai kebanggaan yang kelak diwariskan oleh anak cucunya. Jadi tak heran jika dikalangan ningrat atau trah raja memiliki keris yang dibuat berdasarkan atas namanya sesuai pesanannya. Berangkat dari itu seseorang yang pengen memiliki keris pusaka selain dari warisan leluhur tentu ingin memiliki keris yang dibuat sesuai dengan atas namanya, sehingga memesan kepada seorang empu yang dipercaya. Memang bukan hal yang murah dan dibutuhkan anggaran yang besar tetapi jika itu terwujud tentu menjadi nilai kebanggaan yang tidak ternilai harganya, dan kelak namanya juga dikenang oleh anak turunnya. 
Tidak heran jika ada beberapa pecinta keris silaturahmi dan sinau bareng tanya jawab tentang hal ini, menyangkut tradisi leluhur yang sudah dipegang oleh kalangan ningrat. Bahkan ada beberapa yang memesan keris yang disesuaikan bio datanya untuk menjadi keris pusaka ageman juga piandelnya. Tentu dengan silaturahmi bisa menggali informasi lebih jelas jika ingin mendapatkan jodoh keris pusaka yang tepat untuk anda. Silahkan datang langsung di Omah Keris Salatiga, d/a : jln. Pagar Indah no. 08 Rt. 05 / Rw. 04 Purwosari, Bugel, Salatiga ( Google Map ketik : omah keris salatiga)

Pengertian Tentang Keris Pusaka Dan Ilmu Tanjeg


Pengertian Tentang Keris Pusaka Dan Ilmu Tanjeg

Jika bicara terkait keris yang perlu diketahui tidak semua keris itu keris pusaka. Pusaka dari kata Empu dan Saka, yang diartikan berasal dari empu atau buatan empu. Keris pusaka merupakan keris pesanan khusus seseorang kepada empu untuk dibuatkan sebilah pusaka berupa keris, tombak, dsb. Dari dulu hingga kini bagi seseorang yang mengerti budaya dan lambang indentitas sosialnya, seseorang memesan keris pada empu sebagai ageman juga piandelnya. Sehingga kelak seseorang tersebut mewariskan pada generasinya, begitu seterusnya. Tradisi ini yang di zaman ini sudah mulai ditinggalkan sebab lazimnya transaksi jual beli keris. Namun jika diamati dan disikapi secara tradisi budaya baik nilai filosofi dan spiritual tentu untuk keris ageman seyogyanya memesan pada seorang empu. Keris merupakan doa yang dibendakan tak heran dibuat berdasarkan petung disesuaikan data pemesannya. Inilah sejatinya yang disebut istilah keris pusaka. Dalam pembuatan keris pusaka tentu selain daripada petung untuk menentukan jenis dhapurnya, pamor, gagrak garap ricikannya, bahkan jenis kayu warangka, kesemua itu berdasarkan perhitungan atau petung yang dilakukan oleh empu sehingga kelak setelah pusaka jadi miliki nilai estetika, filosofi dan esoteri. Seorang empu yang membuat pesanan keris bukan asal menempa, saat menempa juga disesuaikan dengan perhitungan tertentu berdasarkan data yang sudah dipegangnya, jadi tidak setiap hari menggarap menyelesaikan pesanan. Saat nempa tentu saat hari baik pemesanannya, dengan disertai doa puja mantra sehingga membawa energi positif pada pemiliknya kelak, jadi saat hari pengapesan tidak boleh dikerjakan. Tentu empu seperti ini sudah mulai langka. Empu yang memegang tradisi sinengker (rahasia) ini disebut dengan Empu Tanjeg. Apa yang dimaksud dengan tanjeg? Tanjeg dalam dunia perkerisan terutama di Pulau Jawa, adalah ilmu untuk membuat penilaian mengenai karakteristik atau sifat tuah, serta manfaat gaib sebuah keris atau tosan aji lainnya. Dalam budaya perkerisan dikenal adanya istilah angsar yang merupakan kekuatan gaib sebilah keris. Sehingga, apa manfaat, khasiat kegunaannya angsar atau tuahnya itu, dapat di ketahui dengan manggunakan ilmu tanjeg.
Dengan ilmu tanjeg, bagi yang percaya, seseorang dapat mengetahui kegunaan gaib dari sebuah keris, tombak, atau jenis tosan aji lainnya. Dengan ilmu tanjeg, misalnya, sebuah keris dikatakan mempunyai manfaat dapat melindungi pemiliknya dari gangguan mahluk halus, dapat menahan serangan guna-guna, menambah wibawa dan keberanian pemiliknya, mengangkat derajat sehingga karier menjadi bagus, melancarkan usaha sehingga bisnis makin berkembang, dsb. Orang yang memahami ilmu tanjeg pada umumnya disabut ahli tanjeg, tentunya juga seorang ahli kebatinan sesuai tradisi kejawen yang menguasai berbagai keilmuan kanuragan, jayakawijayan, dan kasepuhan. Seorang empu wajib menguasai hal tersebut, sehingga mampu membuatkan pusaka untuk berbagai kalangan. Yang perlu disadari seorang empu membuat keris tanjeg sesuai pesanan tidak bisa diburu-buru segera jadi, sebab membuatnya dibutuhkan rangkaian tradisi mulai dari menyiapkan bahan baku material logam, besi, baja, nikel dan batu meteor. Setelah bahan baku siap, barulah melakukan ritual sesuai tradisi (puasa, doa puja mantra, meditasi dan sesaji) dan mulai membuat rancang bangun dari kocokan sampai proses finishing. Dan semua itu membutuhkan waktu yang lumayan lama, tergantung tingkat kesulitannya, secara umum bisa 6 bulan sampai 1 tahun lebih. Keris tanjeg setelah jadi ada tradisi ritual seserahan. Semua dari awal sampai akhir ada nilai tradisi budaya kearifan lokal yang penuh filosofi, suatu rangkaian budaya yang sudah ditinggalkan oleh generasi sekarang lantaran tidak mengetahui pengetahuannya dan hanya berpikir transaksi bisnis jual beli tosan aji, tetapi itu hal yang lumprah sebab nguri uri budaya sebatas nilai estetika secara fisik luar saja, jika ada mengenai esoteri justru kebanyakkan masuk keranah perdukunan yang terkesan jauh dari nilai tradisi pakem spiritual perkerisan. Bagi seseorang yang tercerahkan tentu memiliki keris idaman yang sesuai dengan dirinya, dan pusaka tersebut sebagai ageman dan piandel perantaraan terkabulnya doa atau harapan, memiliki keris tanjeg menjadi pilihan utama. Untuk memesan keris tanjeg juga bukan barang murah, seseorang minimal harus merogoh gocek minimal 9jt rupiah. Tentu budget disesuaikan dengan jenis dhapur keris dan bahan baku material logamnya. Selain keternagaan yang mahal adalah bahan baku jenis batu meteor yang harga mahal melebihi nilai logam mulia emas. Tentu untuk menentukan kesemua itu, mengenai berapa anggaran budget yang dikeluarkan pemesan hendaknya silaturahmi dan konsultasi dengan Empu pembuatnya secara langsung yakni Empu Selotigo, di dukuh candi wesi. Berminat silahkan datang langsung di Omah Keris Salatiga, d/a : jln. Pagar Indah no. 08 Rt. 05 / Rw. 04 Purwosari, Bugel, Salatiga ( Google Map ketik : omah keris salatiga)

Mengenal Kriteria Warangan Keris

Bicara mengenai warangan adalah cara memperidah sebuah pusaka agar mengeluarkan guratan pamornya. Sebab pamor pada sebilah pusaka ini adalah keunikan tersendiri dan ciri khas keris daripada jenis senjata tajam lainnya. 
Warangan selalu di identikkan dengan arsenikum. Sehingga tidak menutup kemungkinan seorang pewarang selalu memakai arsenik terbaik agar hasil warangan menjadi bagus dan pamor yang dihasilkan lebih mencorong atau ngebyor. Bahkan arsenik dari china, jerman, dan bahan kimia lain dipergunakan agar hasil warangannya bagus. Tentu itu syah saja sebab orang pengen suatu hasil yang terbaik. 
 
Berawal dari situlah sebagai generasi penerus yang berpikir bijak dan nguri-uri budaya tentu harus memegang sesuai tradisi warisan leluhurnya juga. Ternyata berpikir logika itu juga penting "monggo dipun penggalih". Kita ungkal 3 warangan yang kita kenal secara umum agar mengetahui dan jenis warangan apa yang kita pilih. 

1. Warangan Alami
Warangan alami tentu semua bahan menggunakan bahan alami, mulai dari mutih atau membersihkan pusaka, sampai mewarangi pusaka. Jika diperlukan arsenikum itupun dari batu warangan gunung yang biasa dijual di pasar tradisional yang jualan jamu, tak heran disebut warangan pasar. Harga murah meriah dan itupun untuk sekedar untuk boreh atau ditaburkan saat mewarangi agar membantu mengeluarkan karakter material logam juga pamornya. Inilah yang dikenal dengan warangan alami mangkukusuman. 

2. Warangan Kimia
Warangan modern tentu bahan yang digunakan adalah bahan kimia yang mudah didapatkan bahkan secara online, mulai dari mutih yang menggunakan cairan Hcl atau pembersih toilet. Dan warangan dicampur zat kimia lain baik itu arsenik cair atau serbuk, sianida, sitrun, dsb agar mempercepat pamor muncul dan bilah mendapat hasil instan sehingga hal ini yang paling disukai generasi zaman now ini, terutama orang yang awam. 

3. Warangan Organik
Warangan organik ini termasuk penggabungan dari kedua warangan alami dan kimia. Bisa disebut warangan semi kimia. Tentu penanganan penggabungan agar mendapatkan hasil maksimal mengeluarkan pamor lebih cepat. 

Dari ke-3 kriteria tersebut mana yang disukai itu kembali sesuai selera masing-masing. Jika bicara hasil yang instan pilihan pertama adalah warangan kimia dan pilihan kedua warangan organik. Kedua warangan ini memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan yakni bisa memunculkan pamor ngebyor dalam waktu singkat tak keris jauh terlihat sangat bagus. Sedang kekurangannya, setelah beberapa bulan justru membuat bilah mengeluarkan bercak merah, bahkan keris bisa mengalami penggripisan bilah, tentu jika dibiarkan akan mempercet korosi. Tidak Percaya Silahkan BUKTIKAN!!! 
Sedang pilihan terakhir yaitu warangan alami, ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Warangan alami kelebihannya : membuat bilah awet dari zaman ke zaman, hal ini sudah terbukti, contoh dengan analisa logika yaitu keris pusaka peninggalan keraton, masih tetap utuh sampai sekarang. Warangan alami proses mengeluarkan material makin lama makin bagus, dan tidak membuat bilah keris rusak, sebab kadar asam rendah yang digunakannya. 
Warangan alami kekurangannya : penanganan yang memerlukan kesabaran dan proses panjang. Mulai dari mutih hingga mewarangi tentu butuh waktu dan tenaga yang lebih, jika biaya lebih mahal itu hal yang lumprah, sebab manual secara tradisional. Hal ini yang tidak disukai oleh pewarang sekarang apalagi urusannya adalah profesi mendapatkan uang, tentu warangan alami adalah cara usang yang sudah tidak layak digunakan, tidak hemat waktu, memakan banyak tenaga, dah tentu jika suatu pekerjaan kapan dapat duitnya. Ini hal logis yang lumprah, generasi sekarang memang suka segala sesuatu serba instan. 

Semua kembali pada kemauan dan keinginan masing-masing untuk memilih yang mana. Jika saya pribadi dengan cara alami sebab itu ilmu yang diwariskan leluhur saya, mewarangi koleksi sendiri juga pelanggan yang berpikir logika tentu suatu hal yang syahdu. Jika warangan kimia atau organik tentu jelas lebih bisa bahkan teman yang silaturahmi di gratiskan, diajari mewarangi sendiri dengan cara instan jika kerisnya rusak itu juga tanggung jawab sendiri, jika kena dampak negatif kimia itu juga resiko sendiri. Budaya cerdas itu juga penting. Renungkan hal itu.